Macam macam pantun beserta penjelasannya
Macam macam pantun
Pantun adalah bentuk karya sastra lama yang cukup terkenal,
yang umumnya terdiri dari empat baris setiap baris terdiri dari 8 sampai 10 kata
yang dimana 2 baris pertama merupakan sampiran dan 2 baris berikutnya merupakan
isi, dan bersajak a-b-a-b. Lansung saya saya akan beritahukan kepada sobat
JawaBBin sekalian.
Info penting :
Sampiran dalam pantun : Yang mengantarkan rima dan sajak, terdapat pada baris 1 dan 2.
Isi dalam pantun : Yang ingin disampaikan pada pembaca pantun
lewat pantun tersebut, merupakan Tujuan dari pantun tersebut, terletak pada
baris 3 dan 4.
|
a)
Karmina (pantun kilat)
Karmina adalah pantun pendek yang tiap
baitnya berisi 2 baris, baris 1 merupakan sampiran dan baris 2 merupakan isi. Karmina adalah salah satu dari jenis jenis pantun dalam bahasa Indonesia dan merupakan salah satu jenis karya sastra klasik yang sudah ada sejak abad ke-16. Pantun karmina disebut juga pantun singkat karena hanya memiliki dua baris yang bersajak a – a. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi pantun. Pantun juga memiliki ciri ciri pantun seperti pada pantun karmina, baris pertama memiliki ciri menggunakan kalimat kiasan dengan perumpamaan suatu objek lain atau perilaku yang kemudian diperjelas oleh baris kesua yang merupakan isi. Baris kedua memiliki ciri memperjelas maksud pantun dengan bahasa yang langsung dan mudah dipahami.
Pantun karmina ini sering digunakan sebagai kalimat kiasan untuk menegur seseorang dengan lebih sopan, namun banyak orang belum memahami bahwa perumpamaan yang digunakannya merupakan jenis pantun karmina. Pantun karmina disebut juga perumpamaan yang tidak langsung sehingga memberikan kesan lebih sopan untuk menegur seseorang.
Contoh :
(1) Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu preman sekarang uztad
(2) Kelapa diparut enak rasanya
Biar perutnya gendut baik hatinya
(3) Ikan lele beli di pasar
Persoalan sepele jangan diumbar
(4) Tiada umat sepandai Nabi
Turutlah ilmu sebelum mati
(5) Jalan jalan ke trotoar
Walau kampungan tapi pintar
b)
Saloka (pantun berkait)
Saloka adalah pantun yang memiliki beberapa
bait yang bait satu dengan bait lainya saling sambung-menyambung. Seloka adalah salah satu bentuk puisi Melayu Klasik yang berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya seloka ditulis empat baris menggunakan bentuk pantun atau syair, terkadang bisa juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris. Kata “seloka” diambil dari bahasa Sanskerta yakni sloka.
Contoh :
(1)Di Cianjur ketemu Mumu
Setiba ketemu Mumu sudah tak kukuh
Aku masih sayang padamu
Setiba ketemu Mumu sudah tak kukuh
(2)Ada suatu burung merak
Lehernya panjang suaranya serak
Tuan umpama emas dan perak
Hati yang mana boleh bertolak
(3)Sudah bertemu kasih sayang
Duduk termangu malam siang
Hingga setampak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang
c)
Talibun (pantun genap)
T Talibun adalah pantun genap yang susunannya
terdiri dari 6,8,10,12 pembagian bait seperti pantun biasa. 1 bagian lampiran
dan 1 bagian lainya isi.Pantun talibun merupakan bentuk puisi lama yang memiliki sampiran dan isi. Talibun identik dengan jumlah barisnya yang berjumlah genap dan lebih dari 4 baris, misalnya 6 baris, 8 baris, 10 baris. Jika pantun talibun berisi 4 baris maka 2 baris pertama adalah sampiran dan 2 baris berikutnya adalah isi. Begitu juga dengan pantun talibun 6 baris maka 3 baris pertama adalah sampiran dan 3 baris berikutnya adalah isi. Aturan ini berlaku untuk pantun talibun dengan jumlah baris berapapun.
Ciri Ciri Pantun Talibun
Beberapa ciri khusus dari pantun talibun antara lain:
- Talibun memiliki jumlah baris genap
- Bersajak abc-abc, atau abcd-abcd, sesuai jumlah barisnya
- Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
- Gaya bahasa biasanya menggunakan pengulangan yang berima
- Setengah bagian awal berupa sampiran, dan setengah bagian yang lain berupa isi
Contoh Pantun Talibun
(1) Di kala mendung mulai menyapa
Rintik hujan mulai bersiap
Pelangi pun telah menyemburat
Jika hendak beroleh surga
Buat amal soleh padat merayap
Tinggalkan semua hal maksiat
(2) Pasang wajah muka memelas
Orang sekitar sampai kesal
Hingga semua berpaling muka
Tuntutlah ilmu dengan ikhlas
Agar kelak tak menyesal
Siap menghadapi tantangan dunia
(3) Berlayar ke pulau antah berantah
Menerjang gulungan ombak
Bersama nahkoda tak kenal kalah
Agar kau tak bersusah payah
Melewati masa depanmu kelak
Tuntutlah ilmu tak kenal lelah
Perbandingan antara pantun dengan puisi lain
a)
Gurindam
Puisi yang terdiri atas 2 baris, bersajak a-a-a-a, dan berisi tentang nasihat.
contoh :
(1)Barang siapa hendak bertanya
Maka tanyalah pada ahlinya
(2)Jika belajar besungguh-sungguh
Keberhasilan akan kau rengkuh
(3)Ketika engkau tengah belajar
Haruslah tekun dan juga sabar
(4)Guru yang tak bisa jadi teladan
Bagaikan bayang tanpa si badan
(5)Jika anak tak dididik dengan sayang
Maka nanti dia jadi pembangkang
b)
Syair
Puisi yang terdiri atas 4 baris, bersajak
a-a-a-a, dan berisi tentang cerita dan nasihat.
Contoh :
(1)Jauh sudah akku melangkah
Mengejar dunia dengan serakah
Semakin kukejar semakin jauh
Pada jurang siksa hati berlabuh
(2)Wahai anak muda, kenali dirimu
Ialah jembatan bagi tubuhmu
Kehebatan untuk dirimu
Untuk kesuksessan bagimu
(3)Berpikirlah secara sehat
Berucap tentang taubat dan solawat
Berkarya dalam hidup dan manfaat
Berprasangka yang baik dan tepat
(4)Ingatlah selalu kepada tuhan
Jernihkanlah hati dan kuatkanlah iman
Supaya hidup menjadi tentram
Dan dapat menjadi pedoman
(5)Carilah ilmu yang bermanfaat
Janganlah menyerah sampai kau dapat
Gunakanlah ilmu secara tepat
Agar berguna bagi masyarakat
syair berguna tidak hanya untuk hiburan saja, namun sebagai pengajaran dan pewarisan nilai-nilai yang bekerja dan berkembang di dalam masyarakat. Mungkin cukup sekian contoh syair dengan berbagai tema diatas, semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Macam macam pantun beserta penjelasannya"
Posting Komentar